Awal bulan April ini saya dan suami jalan-jalan ke Cibinong City Mall buat cari sesuatu. Begitu masuk dari pintu lobby utama, di samping meja informasi terdapat standing banner 'Gebyar Masakan Nusantara' yang diselenggarakan di Lower Ground Cibinong City Mall. Terdapat puluhan stand kuliner nusantara yang memeriahkan acara tersebut. Penasaran, setelah mendapatkan apa yang kami cari, kami sempatkan untuk melihat-lihat festival jajanan di lower ground. Ternyata banyak sekali kuliner-kuliner nusantara yang menggoda lidah untuk mencoba. Di sana ada kerak telor, kue pukis, putu bambu, serabi solo, tahu aci dan pletok, tahu petis, pempek, ketan susu, es dawet ireng, kue pancong, kue rangi, siomay, batagor, cakwe, hingga yang berat-berat seperti gudheg, nasi kapau, nasi kebuli, nasi ayam taliwang, nasi pedas bali, mi kocok bandung, empal gentong, dan masih banyak lagi.
Setelah berkeliling, saya sangat gembira karena di sana terdapat stand Tahu Petis Yudhistira. Bagaimana saya tidak senang, selama tinggal di Jakarta dan Cibinong saya sama sekali tidak dapat menemukan penjual tahu petis. Padahal tahu petis ini salah satu gorengan kesukaan saya di Semarang. Jadilah saya membeli itu. Saya paham pasti harga akan jauh lebih mahal ketika ada di event sepeti ini, dan tahu petis yang saya beli dipatok harga Rp 25.000,- / 5 buah tahu. Bayangkan 1 tahu petis harganya Rp 5.000,- 😁. Tapi demi mengobati rasa kangen saya karena belum sempat pulang ke Semarang, yasudahlah, hahaha. Tapi untuk tahu petis yang saya beli lupa kena jepret, jadi tidak bisa saya tunjukkan besarnya tahu petis Yudhistira ini. Tapi dari segi rasa, saya tidak merasa kecewa sama sekali karena benar-benar enak petisnya. Sebenarnya saya penasaran ingin mencoba nasi gudheg. Tapi saat saya berkunjung sudah sangat larut untuk seporsi makan malam. Apalagi sebelumnya perut sudah terisi nasi 😃. Suami menawarkan untuk dicoba minggu depannya karena Gebyar Masakan Nusantara ini digelar dari tanggal 5-22 April 2018. Oh iya, untuk pembayaran tidak dapat dilakukan dengan cara cash, akan tetapi menggunakan kartu yang diisi saldo dengan menukarkan uang di kasir-kasir yang disediakan. Apabila saldo tidak habis, dapat ditukarkan uang kembali. Jadi jangan khawatir uang melayang jika saldo tidak habis 😁.
![]() |
Kartu Pembayaran Gebyar Masakan Nusantara |
Di minggu terakhir tanggal 22 April akhirnya kami sempat untuk mengunjungi kembali Gebyar Masakan Nusantara di CCM. Karena suami masih bingung makan apa, jadi saya beli jajanan terlebih dahulu. Setelah berkeliling saya tertarik untuk mencoba tahu pletok khas daerah suami saya, Tegal. Sama seperti tahu petis yang saya beli sebelumnya, harga tahu pletok ini dibanderol dengan harga Rp 25.000 / 6 buah tahu. Ukuran tahu pun dapat dibilang lumayan besar dan mengenyangkan untuk ukuran jajanan, hehehe. Suami saya membeli 1 paket pempek yang berisi 1 buah pempek kapal selam besar dan pempek daan ukuran kecil. Dikarenakan ramainya pengunjung yang menyantap makanan mereka di area makan, akhirnya kami meminta izin untuk menyantap makanan kami di meja kecil milik stand tahu tegal.
![]() |
Tahu Plethok Khas Tegal |
Sambil makan, saya ajak ngobrol penjaga stand-nya yang ternyata dari Jawa juga. Iseng-iseng tanya ramai tidak, dimana pangkalannya berjualan saat tidak mengikuti event, hingga untung rugi dan perhitungan bagi hasilnya (memang saya orang yang terlalu kepo, hehehe). Dari obrolan itu pun saya jadi mengerti bahwa event ini tidak hanya sekali waktu, tetapi sudah terjadwal event-event selanjutnya akan diadakan dimana dan kapan. Mengenai pembagian hasilnya ternyata kurang lebih seperti ini, penyelenggara event adalah Jiiscomm yang bekerja sama dengan CCM. Stand yang ditempati oleh masing-masing penjual disediakan gratis oleh penyelenggara. Apakah benar-benar gratis, pastinya tidak dong. Sistem pembayarannya adalah bagi hasil, 70% untuk penjual dan 30% untuk penyelenggara. Oleh karena itu pembayaran dilakukan melalui satu pintu, yaitu kartu yang didapatkan masing-masing pengunjung dengan menukarkan uang di kasir. Saat melakukan pengunjung membeli di salah satu stand, maka kartu milik pengunjung tersebut akan di tempelkan pada smartphone yang dibawa oleh masing-masing penjaga stand dan otomatis saldo akan terpotong sejumlah harga makanan yang dibeli.
![]() |
Pempek Palembang |
Untung atau tidak? Apa keuntungan dan kerugian penjual dengan sistem ini? Keuntungan penjual adalah apabila produk terjual sedikit, maka kerugian tidak sebesar seperti saat berjualan biasa. Dari segi pengunjung atau pembeli lebih ramai di acara seperti ini daripada saat berjualan biasa. Untuk penjaga stand keuntungannya adalah mereka dapat saling mencicip makanan antar stand dengan gratis. Berbanding lurus, kerugiannya pun apabila produk terjual banyak, maka keuntungan yang didapat tidak sebanyak saat berjualan biasa. Ya, saya pikir bagaimanapun, resiko pasti ada. Tinggal bagaimana kita menyikapi resiko itu, bagaimana kita bersyukur dengan apa yang kita dapat (pendapat pribadi). Ya, kurang lebihnya seperti itu obrolan saya dengan penjaga stand tadi, siapa tau ada yang berminat ketika ada event seperti ini lagi, jadi tau gambarannya terlebih dahulu. Saya pun mendapatkan tips untuk menggoreng tahu aci atau tahu pletok supaya acinya tidak lepas-lepas saat di penggorengan 😜.
Selesai makan tahu pletok dan pempek, kami mengistirahatkan sebentar lambung kami dengan menunaikan sholat isya. Setelah itu kami menonton sebentar acara musik dan dance di ground floor, baru kembali ke festival makanan nusantara di lower ground. Kami kembali mengitari stand-stand sambil berpikir masakan apa yang ingin kami coba. Saat berjalan, saya menemukan stand yang menjual jajanan tempo dulu, seperti permen cokelat cap jago, gulali rambut nenek, permen rokok, permen payung, permen koin, permen susu yang bungkus kertas dalamnya bisa dimakan 😝, permen jahe, telur cicak, kuaci cap gadjah yang sukses membuat bibir domble 😂, dan masih banyak macamnya. Tidak hanya jajanan, stand ini juga menjual peralatan jaman dulu, seperti cangkir seng, tempat nasi alumunium, rantang tempo dulu, dan sebagainya. Saya dan suami tertawa mengenang masa kecil melalui jajanan dan barang-barang itu. Sungguh kami beruntung dapat menikmati masa-masa kecil yang jauh lebih baik dibanding jaman sekarang.
![]() |
Jajanan dan peralatan tempo doeloe |
Setelah puas berkilas balik di stand jajanan tempo dulu, kami melanjutkan memilih makanan yang akan kami beli dan akhirnya kami memutuskan untuk membeli es dawet ireng dan nasi kebuli. Es dawet ireng yang kami pilih adalah yang varian durian. Gelas yang cukup besar dengan isian dawet yang cukup banyak ditambahkan dengan durian yang sudah diambil bijinya. Aduh, nikmat sekali sampai saya tidak dapat mengungkapkan lewat kata-kata. Sayang, luput dari jepretan pula 😣. Untuk nasi kebulinya sungguh mantap bumbu rempahnya. Sayangnya dagingnya cukup kering, tapi tidak alot.
![]() |
Nasi Kebuli |
Nah, saat akan pulang, saya dan suami baru tau kalau Gebyar Masakan Nusantara ini diperpanjang 1 minggu hingga tanggal 29 besok. Jadi, yang belum berkesempatan kemarin, masih ada waktu sampai besok hari Minggu. Sedikit info nih, acara Gebyar Masakan Nusantara diselenggarakan oleh Jiiscomm. Setelah melihat akun-akun sosial media Jiiscom, akun instagramnya (@jiiscomm) termasuk up to date. Jadi bisa tuh ngintip-ngintip ke instagram Jiiscomm kalau mau tau event selanjutnya apa dan dimana.
Sekian cerita dan informasi yang dapat saya bagikan. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa pada kesempatan berbagi berikutnya.
Comments
Post a Comment