Ada pecinta pete di sini? Malu tidak sih makan pete di depan orang lain? Atau malukah untuk berbicara dengan orang lain?
Saya adalah pecinta pete (tos dulu kalau sama, hahay). Mengapa saya tulis pertanyaan seperti di atas? Jujur, berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri. Dulu, saat saya masih kecil, ibu sengaja meminta saya untuk mencoba setiap masakan yang beliau masak dengan tujuan membiasakan agar tidak membuat susah di kala memasak karena memilih-milih makanan. Saat ibu goreng pete, bau khas pete menusuk hidung dan membuat saya bergidik untuk mencoba. Jijik? Iya, awalnya saya jijik karena baunya. Tapi, saat pertama kali mencoba, saya makan pete goreng yang masih hangat bersama nasi panas, lele goreng, dan sambel jeruk. Doyan? Iyaaaaa, saya suka karena rasanya bikin nagih 😋. Makan pun jadi lahap. Daaan, beberapa waktu setelah makan, saat harus buang air kecil, kagetnya saya bau air kencing saya jadi pete dan diguyur tiga kali belum hilang 😄. Belum lagi waktu bercanda sama kakak dikatain bau mulut saya pete. Kepikiranlah apa kabar kalau saya keluar rumah dan ngobrol dengan orang lain atau buang air kecil tidak di rumah. Pasti akan jadi bahan omongan dong 😁. Awal-awal makan pete, saya mengurangi aktivitas di luar rumah kecuali sekolah. Tapi lama kelamaan tidak tahan, yasudah mau main ya main aja, mau pipis ya pipis aja yang penting diguyur air yang banyak. Setelah makan pete, langsung sikat gigi, pasta giginya banyak walaupun tidak banyak membantu 😂.
Beranjak dewasa dan mengenal internet, saya cari tau kenapa pete itu memproduksi bau yang menyengat dalam tubuh setelah dikonsumi. Bukan tanpa alasan, semakin ke sini saya menemui beberapa orang yang memang anti terhadap bau pete. Bahkan tidak sedikit yang terlihat tidak nyaman saat berbincang saat lawan bicaranya usai mengkonsumsi pete. Tak sedikit juga yang mengeluhkan di toilet-toilet entah kantor, umum, ataupun di rumah orang lain jika kamar mandinya penuh dengan aroma pete yang sangat menyengat. Jika ini sih, kesadaran diri bagi pengkonsumsi pete ya, guyur air yang banyak supaya tidak membuat polusi di kamar mandi orang lain maupun toilet umum 😊.
Beberapa waktu lalu setelah vakum makan pete karena suami tidak suka pete, saya makan lagi pete goreng di nasi pinggir jalan. Sambil nunggu makanan disajikan, sambil berselancarlah di dunia maya. Bagaimana menghilangkan bau nafas dan kencing setelah mengkonsumsi pete. Jika dulu saya hanya tau caranya menghilangkan adalah dengan minum kopi, sekarang saya jadi tau ternyata ada beberapa cara untuk mengurangi efek baunya sebelum dikonsumsi (dimasak) ataupun setelah dikonsumsi. Berikut saya rangkum hasil penggalian informasi yang saya dapat dari kediaman mbah google.
Mengapa pete berbau menyengat?
Sebelum mengulas cara untuk meminimalisir bau pete, sedikit saya ulas mengenai penyebab bau yang khas dan menyengat pada pete. Nah, pete mengandung beberapa zat seperti hexathionine, tetrathiane, trithiolane, pentathiopane, pentathiocane, dan tetrathiepane. Namanya ilmiah banget ya, saya pun tidak tau itu zat apa, tetapi dari yang saya baca adalah seperti itu. Mungkin jika ingin tau lebih detail mengenai zat tersebut bisa diobok-obok kediaman mbah google-nya 😜. Secara awam, saya hanya tau pete dan jengkol mengandung asam amino dan sulfur yang menghasilkan gas metana dalam tubuh. Dulu saat SMA pernah ada yang menanyakan di kelas entah kepada guru kimia atau guru biologi saya lupa. Tapi saya masih mengingat karena informasi unik untuk saya yang notabene penyuka pete.
Bagaimana cara menghilangkan bau pete?
Dari informasi yang saya cari dan saya praktekkan hingga saat ini, menghilangkan mungkin bukan kata yang tepat. Sejauh ini, saya hanya bisa meminimalisir bau pete baik sebelum maupun setelah dikonsumsi.
1. Sebelum memasak, dapat dicoba untuk merebusnya sebentar sebelum dimasak. Hal ini akan mengurangi bau menyengat pete saat disajikan.
2. Meminum dan berkumur menggunakan kopi hitam. Tapi jangan ditambahin gula apalagi menggunakan kopi susu ya, ngopi asyik jadinya ntar 😝.
3. Selain diminum, ada pula yang menyarankan untuk mengunyah bubuk kopi hitam beberapa saat dan berkumur dengan air dingin setelahnya.
4. Ada saran yang unik saat saya baca-baca, yaitu mengunyah beras hingga halus di mulut. Tapi berasnya yang belum dicuci ya. Bahkan katanya malah ada yang rebus jengkol menggunakan air beras. Untuk ini saya belum pernah mencobanya, takut gigi saya ngilu. secara beras kalo diuleg aja perlu tenaga yang tidak sedikit 😁.
5. Makan mentimun diyakini juga dapat meminimalisir bau tidak sedap setelah mengkonsumsi pete.
6. Minum teh pahit minimal 3 gelas beberapa saat setelah mengkonsumsi pete. Diulangi sekitar 6 atau 12 jam sekali. Beberapa waktu lalu saya mempraktekkan ini karena sedang program mengurangi ketergantungan kopi. Hasilnya, bau nafas dan air kencing cukup terminimalisir.
7. Minum susu. Kalau ini saya belum pernah mempraktekkan. Penjelasannya adalah karena dalam susu terdapat senyawa yang melawan bakteri penyebab bau mulut, yaitu allyl sulfida metil.
Nah sudah dapat beberapa cara untuk meminimalisir bau pete kan. Jangan takut makan pete lagi ya bagi pecinta pete ataupun jengkol 😄. Oh iya, saat berkunjung di kediaman mbah google, saya juga melihat banyak sekali artikel mengenai manfaat pete. Akan tetapi setelah mengamati satu per satu artikel yang terpampang, saya tertarik dengan judul artikel 'Salah Kaprah Pesan Berantai tentang Manfaat Petai'. Mengapa saya tertarik? Beberapa kerabat dan teman seringkali berbagi melalui pesan whatsapp mengenai manfaat atau khasiat dari pete. Saya coba baca artikel dari awal hingga akhir dan saya tergelitik geli dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang sering menelan mentah informasi yang didapat. Penasaran? Silakan baca artikelnya dalam link yang saya sertakan di akhir postingan. Ya bagaimanapun, semua yang Allah ciptakan pasti memiliki manfaat. Berlebihan dalam mengkonsumsi atau menggunakan sesuatu pun bukan hal yang baik karena bisa jadi menimbulkan kemudharatan daripada manfaat bagi diri kita. Bijak pada diri sendiri menurut saya merupakan awal yang baik untuk nantinya kita dapat bijak dalam kehidupan sehari-hari kita dan orang-orang di sekitar kita.
Sekian cerita dan informasi yang dapat saya bagikan. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa pada kesempatan berbagi berikutnya.
Comments
Post a Comment